Pages

Friday 1 February 2019

MAHIR PERKALIAN DASAR dengan cara "HA-HA"

"Guru yang baik tidak hanya memaksa anak menuruti kehendak pikiran kita, akan tetapi kita juga sesekali perlu menuruti kehendak pikiran anak" kata penulis. xixixi..

Waktu itu jam 07.05 WIB seperti biasa setelah pembiasaan berbaris di luar kelas, kemudian sapa salam senyum, dan dilanjutkan berdoa bersama. Di kelas 3 kebetulan penulis juga pernah mengajar kelas awal, setelah berdoa pembiasaan selanjutnya adalah membaca perkalian lengkap. Dengan harapan anak-anak kelas 3 setidaknya setiap hari mendapat repetisi penghafalan perkalian. Ya, kalimatnya "satu kali satu sama dengan satu, satu kali dua sama dengan dua sampai ....................... sepuluh kali sepuluh sama dengan seratus". 😞😞

Secara mengagetkan ada anak bernama Akhil, dia berceletuk "Pak, capek hafalan terus banyak lagi. Gimana kalau hasilnya saja?" Seketika itu penulis melihat ke arah mata anak-anak satu persatu, mereka sepertinya bulat setuju atas pendapat Akhil tersebut dan berbicara bersama "Iya Pak!"

Metode hafalan penulis ini, mungkin dianggap anak-anak membosankan dan menyulitkan. Ini juga dikuatkan dengan belum terlalu signifikannya anak-anak yang hafal perkalian dasar, padahal sudah 1 bulan lebih dibiasakan.

Maka terbesitlah cara apa yang bisa memudahkan hafalan tersebut? Yap cara Akhil tadi bisa penulis gunakan. Dengan cara, anak-anak kita intruksikan menghafal hanya hasilnya saja atau disingkat dengan metode Hafal Hasil (Ha-Ha) 😁😁..

Berikut videonya:



Cara ini dibarengi dengan menggerakkan jemari sesuai urutan hasilnya. Alhamdulillah, cara ini bisa mengurangi beban pikiran anak dalam belajar perkalian dasar 1-10. Dan anak-anak pun lumayan cepat menghafal perkalian dibanding metode terdahulu.

Memang  yang penulis fokuskan, "kalau belajar matematika, saya harus menggunakan cara yang termudah, cara yang paling banyak diterima anak, cara yang tidak menambah beban anak, dan cara yang saya gunakan, saya andaikan jika saya menjadi anak kecil yang paling tidak bisa matematika".

Sehingga dengan pola pikir seperti itu, guru tidak serta merta memaksa cara mengerjakan matematika apapun pokok bahasannya, memaksa dengan cara yang dikuasai dan disukai guru. Akan tetapi terkadang kita harus melepas ego kehendak pikiran kita sebagai guru untuk menuruti kehendak pikiran anak dengan cara yang mereka sukai walaupun dengan cara yang sederhana. Tentunya cara-cara tersebut harus kita modifikasi dengan memperhatikan aspek belajar lainnya.

Karena matematika itu unik, maka cara menyelesaikan pun juga harus unik. Ini semua kita lakukan hanya demi anak-anak agar suka dan tidak takut pada matematika.

Demikian sedikit pengalaman penulis, semoga bisa bermanfaat bagi bapak ibu guru.


2 comments:

  1. Bisa utk mempermudah anak2 menghafal perkalian...
    Ibu2 jg harus tau metodenya agar lebih mudah mengajari putra putrinya... Terimakasih ilmunya

    ReplyDelete

TAFSIR HIDUP SURAH AN-NUR AYAT 35

Kalamullah Al Qur'an itu memang sebuah mukjizat nyata dari Allah diturunkan kepada rosulNya. Di dalam kitab suci ini isinya memang bukan...