Pages

Monday 29 January 2024

TAFSIR HIDUP SURAH AN-NUR AYAT 35

Kalamullah Al Qur'an itu memang sebuah mukjizat nyata dari Allah diturunkan kepada rosulNya. Di dalam kitab suci ini isinya memang bukan sembarangan. Apabila jika kita resapi maknanya maka percayalah kita akan menemui sebuah hikmah, sebuah pelajaran dari sang pedoman hidup Al Qur'anul Karim.

Ini benar-benar dialami oleh penulis, ketika membaca, menelaah, mempelajari, mencari tafsir dari para ulama', mengamati, menganalogikan, hingga mengimplementasikan ayat ini. Sungguh ajaib, surah An-Nur ayat 35 ini benar-benar dekat maknanya dengan kehidupan sehari-hari.

ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكَوٰةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ ٱلْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ ۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَٰلَ لِلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Artinya: Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah miskah (lubang yang tak tembus), yang di dalamnya ada Misbah (pelita besar). Pelita itu di dalam Zujajah (kaca) dan kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari Sajaroh Mubarokah (pohon yang berkahnya), (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Referensi : https://tafsirweb.com/6163-surat-an-nur-ayat-35.htm

Di surah An Nur ayat 35 banyak ahli tafsir dan ulama' yang menurut penulis masih kurang sreg, tapi ketika dihadapkan dengan tafsir imam Ghozali yang dimaktubkan dalam kitab Miskatul Anwar, mulai terbuka makna dan pesan Allah di surah An-Nur ayat 35 tersebut.

Berikut makna dan pesan Allah yang disembunyikan dari surat An-Nur ayat 35 berikut:

Allah itu Cahaya, dan Cahayanya berlapis-lapis. Maksudnya Zat Allah bisa sampai kepada jiwa manusia yang mempunyai berlapis-lapis atau bermacam-macam tipe yang sesuai dengan surah An-Nur ayat 35, yaitu :

1. Manusia bertipe "Miskah"

Miskah digambarkan dalam ayat tersebut adalah semacam rongga cahaya, atau cerug cahaya. Sifatnya yaitu menyimpan cahaya. Artinya dia seakan-akan selalu merasa kegelapan. Ini dianalogikan miskah adalah rongga atau lubang kegelapan manusia yaitu manusia yang selalu mengutamakan nafsu lubangnya yaitu 10 lubang. 2 lubang mata hanya melihat yang nyata-nyata, 2 lubang hidung hanya membau yang benar-benar bau, 2 lubang telinga hanya mendengar yang terdengar, 1 lubang mulut untuk berbicara dan makan, 1 lubang pusar untuk plasenta, 1 lubang kemaluan untuk sarana syahwat, dan 1 lubang dubur untuk pengeluaran atau eksresi. Jika 10 lubang tersebut dimanfaatkan dalam kebaikan maka pandangannya, pendengarannya, pembaunya, pembicaraannya, makanannya, syahwatnya, bahkan pengeluarannya akan penuh dengan kebaikan. Tapi sebaliknya manusia dengan segala lubangnya melakukan keburukan maka hasilnya pasti buruk bahkan lebih buruk dari hewan. Matanya akan selalu melihat maksiat, mulutnya akan selalu berkata kotor, telinga hanya mendengar hoax dan lain sebagainya. Bisa disimpulkan manusia di tipe ini adalah manusia yang berkutat-kutat di tingkat INDRAWI. Andakah tipe yang ini? Sepertinya kebanyakan dari kita, tipe ini. Masih berkutat-kutat dengan nafsu indra saja.

2. Manusia bertipe "Misbah"

Misbah berarti lampu atau pelitanya atau pijarnya, bersifat menerangi tapi sebatas terang. Artinya manusia bertipe ini sudah mampu menerangi manusia di sekitarnya. Sudah bisa memberikan ilmu, informasi, bahkan kebenaran dari Allah. Saking bisa menerangi dan terangnya terkadang semua perkataan benar dan salahnya terungkap begitu jelas. Jika benar ya dikatakan benar, jika salah ya dikatakan salah walaupun terkadang sering menyinggung orang yang belum tahu keilmuannya. Masih sebagian besar menggunakan akalnya, sebagian kecil menggunakan hatinya. Tentunya manusia bertipe ini adalah manusia yang sudah berilmu, cerdas, dan pandai cara penyampaiannya. Karena sering menerangi sesamanya dan hanya saja selalu menggunakan akalnya, oleh karenanya tipe Misbah ini, Al Imam Ghozali memberikan tingkatan AL AKLI. Orang yang cerdas dan selalu nampak di depan. Siapakah teman ada yang bertipe seperti ini?

3. Manusia bertipe "Zujajah"

Zujajah secara harfiah bermakna kaca, yaitu benda yang memendarkan cahaya. Jika cahaya terkena atau diteruskan oleh cahaya maka seakan-akan cahaya tersebut semakin terang benderang, itulah sifat Zujajah yaitu kaca, tempat berpendar cahaya. Manusia dengan tipe ini sifatnya sudah bisa menguasai indrawi dan akalnya. Oleh karena itu selain sabar dan cerdas orang ini sudah bisa dikatakan wise atau bijak. Kepandaiannya sudah bukan untuk dirinya saja, ilmunya juga bukan hanya menerangi tapi juga menularkan kebaikannya, memendarkan kebaikan, orang seperti ini tidak hanya pandai tapi dia juga tidak merasa pandai karena kerendahan hatinya. Manusia bertipe ini sudah sangat dalam tingkat imajinya, maksudnya setiap tindak dan tanduknya pasti akan diimajinasikan dampak baik dan buruknya. Sehingga manusia seperti ini sudah sangat berhati-hati tiap menyiramkan dan membagikan ilmunya. Oleh karena itu sering mengandai-andaikan perbuatannya dikawatirkan baik buruk akibatnya, manusia bersifat ini dijuluki AL KHAYALI. Hayo, temukan temanmu yang sudah sangat dalam berpikirnya seperti ini, sudah ketemu kah?

4. Manusia bertipe "Sajaroh Mubarokah"

Selanjutnya manusia bertipe Sajaroh Mubarok artinya yaitu pohon diberkati. Maksud detailnya di surah An-Nur ayat 35 tersebut pohon yang diberkati itu langsung disebut secara eksplisit oleh Allah bernama pohon zaitun. Kenapa pohon zaitun, karena pohon ini banyak manfaatnya, selain untuk minyak, juga bisa digunakan untuk obat, untuk wewangian, untuk makanan, dan lain sebagainya. Jika pohon itu banyak manfaatnya, pastilah Allah sudah memberkahinya. Apalagi di ayat tersebut, pohon ini tumbuh di tengah-tengah tidak dari timur dan dari barat. Maksudnya pohon ini pohon yang adil tidak memihak golongan kanan atau golongan kiri. Tidak ikut arus golongan barat atau timur. Sama halnya manusia yang diibaratkan mempunyai kemanfaatan seperti pohon zaitun pohon penuh berkah, maka orang seperti ini selalu mempunyai banyak manfaat di sekitarnya, selalu bersikap adil, tidak pernah memihak kepada pihak yang berseteru karena dia selalu di tengah-tengah berupaya untuk menyatukan. Pohon berkah ini juga mempunyai banyak akar dan cabang-cabang, sama halnya manusia bertipe Sajaroh Mubarokah ini mempunyai banyak cabang-cabang cara pandang, cara berpikir sehingga orang ini dipastikan orang yang sangat bijak tidak gegabah memutuskan karena dia akan memperhatikan setiap cabang kebermanfaatannya. Setidaknya perbuatannya akan selalu dipikir dampak dan manfaatnya. Tidak gegabah seperti indrawi, tidak hanya sekedar menerangi seperti Al Akli, dan cahayanya lebih berpendar dari Al Khayali itulah yang dinamakan AL FIKRI. Apa ada di sekitarmu orang yang sudah di tingkatan seperti ini?

5. Manusia bertipe "Minyak Zaitun"

Tipe ini adalah tipe terkompleks, tertinggi, dan terlengkap. Yaitu manusia bertipe Minyak Zaitun, disebut di ayat tersebut minyak zaitun bahkan bisa menyalakan api dan cahaya walaupun seakan-akan tanpa menyentuhnya. Antara sumbu berminyak zaitun dan api pelitanya seakan-akan ada spasi, ada jarak, yang tidak bersentuhan langsung. Artinya manusia bertipe seperti ini sudah sangat menguasai empat tipe di atas, bahkan pengamalannya sudah tidak nampak, dia seakan-akan sudah mengontrol dari jauh, sudah auto remote mengendalikan kebaikan di sekitarnya, sudah seakan tidak peduli tapi padahal dampak keberadaanya sangat berpengaruh. Bayangkan jika minyak zaitun tersebut habis, maka pelita pun mati, sang kaca tak berguna, bahkan sang rongga cahaya semakin gelap. Bayangkan jika manusia seperti ini meninggalkan tempatmu, maka lingkungan sekitarmu akan terasa hampa, terasa dalam kegelapan, tidak ada nur Allah di sana, tidak ada cahaya kebaikan lagi walaupun setitik. Karena orang-orang bertipe seperti ini hanyalah orang yang benar-benar diberkahi oleh Allah: indrawi yang mulia, akal yang cerdas, daya khayal yang peka kepada sesama manusia, dan daya berpikir yang sangat dalam dan detail. Tapi memang cenderung manusia bertipe Minyak Zaitun ini lebih menjauh, lebih banyak diam, mengamati, akan tetapi ketika ada masalah datang sang NUBUWAH, datang untuk menyelesaikan masalah. Kenapa dijuluki nubuwah (bersifat kenabian)? karena manusia bertipe seperti ini adalah orang yang selalu menjadi tempat bersandar semua orang, disukai semua orang, menguasai semua tipe di atas, dan mempunyai intuisi kebaikan yang tajam. Dia cenderung lembut dan tidak tampak keberadaannya seperti minyak zaitun. Semoga ada orang yang bertipe seperti ini di lingkungan anda. Atau bahkan anda sendiri? Hihihi (tapi harus introspeksi diri ya)

Itulah pembaca budiman, makna terdalam surah An-Nur ayat 35. Ayat yang sangat indah maknanya bahkan sangat dekat dengan kita. Kita bisa mempelajarinya hanya dengan mengenali teman-teman di sekitar kita, sahabat, tetangga, atau bahkan keluarga kita. Orang-orang di sekitar kita adalah lapisan nur dari Allah, temukan lapisan yang paling tinggi atau latihlah diri anda menjadi lapisan paling tinggi itu sendiri. Sehingga kita bisa bermanfaat bagi lingkungan dan orang-orang sekitar kita.

Wallahu a'lam bisshowab

Terimakasih.



Arif Zulkifli (29 Januari 2024)

No comments:

Post a Comment

TAFSIR HIDUP SURAH AN-NUR AYAT 35

Kalamullah Al Qur'an itu memang sebuah mukjizat nyata dari Allah diturunkan kepada rosulNya. Di dalam kitab suci ini isinya memang bukan...